Menggugat Arti Buaya Darat

Buaya

Di dunia percintaan, kata Buaya identik dengan lelaki yang mempunyai sifat sering gonta-ganti pasangan. Seringkali perempuan sangat muak ketika mengetahui teman dekat lelakinya dekat atau mendekati perempuan lain, lalu mengumpat dan sumpah serapah dengan makian "dasar lelaki buaya darat".

Sakit memang mengetahui fakta tersebut. Sebagai perempuan yang sudah mengharapkan hubungan lebih serius dan kejenjang pernikahan menemukan lelaki yang setia adalah suatu hal yang luar biasa dalam hidup. Bagi perempuan yang sudah menikah, kemudian menemui peristiwa bahwa suami idaman mempunyai teman dekat perempuan lain akan menjadi sebuah musibah besar dalam keluarga.

Banyak kisah nyata dalam kehidupan disekiling kita yang mempunyai sebuah kasus atau masalah mengenai hal ini. Tentu hal ini tidak ingin dialami oleh siapapun. Pertanyaan mendasar bagaimana menemukan pasangan yang bukan "Buaya Darat?" dari perempuan yang belum berstatus istri. Lalu bagi para istri akan bertanya menganai bagaimana bisa membuat suami sembuh dari sifat tersebut maupun bagaimana cara mencegah suami agar tidak melirik wanita lain?

Keharmonisan dalam sebuah hubungan yang sudah menikah maupun yang belum menikah menjadi sebuah hal yang berbeda. Cara mempertahankan sebuah hubungan pun berbeda.

Secara sederhana pengertian "Buaya Darat" adalah sebuah sikap ketidaksetiaan lelaki pada satu perempuan. Meski jika dilihat dari sisi lain, buaya merupakan hewan yang setia. Di Betawi ketika pernikahan salah satu seserahan yang digunakan sebagai parcel adalah kue buaya. Orang-orang betawi menganggap bahwa filosofi kue buaya adalah simbol kesetiaan. Dari fakta ini kita menjadi bimbang mengenai cap "Buaya Darat" yang disematkan kepada kaum lelaki yang suka mempermainkan wanita.

Satu jawaban yang bisa disimpulkan adalah sebuah budaya suatu tempat dengan tempat yang lain adalah berbeda. Sebuah hal yang sama menjadi lain makna sesuai dengan kesepakatan suatu masyarakat daerah tertentu.

Share: