Berbagi Perihal Dapur dan Rumah Tangga

Sisi Lain: Bajingan dalam Berkeluarga

Manusia mempunyai banyak sifat dan kebiasaan. Dalam pernikahan pasangan mempunyai ekspresi yang berbeda dalam menunjukkan keromantisan. Puisi, kado, mengajak jalan-jalan dan masih banyak contoh lain yang menjadi sebuah ekspresi keromantisan seseorang.

Dunia pernikahan memang sulit ditebak, setiap keluarga mempunyai masing-masing cara untuk membangun sebuah kehidupan bersama. Ada pasangan petani yang hidup bersama, bekerja diladang bersama, membesarkan kehidupan anak-anaknya dalam harapan penuh cinta, disisi lain ada pula keharmonisan pejabat atau pegawai dengan keunggulan finansial. Petani dengan segala kesederhanaannya, berkehidupan dengan pas-pasan, lalu menghidupi anak-anak dengan segala upaya yang ada.

Sejak balita setelah selesai disapih, sudah lumrah jika anak-anak tumbuh disawah, bersama hewan ternak, dan tidak akan jauh dari serba-serbi tanaman. Sungai sebagai sarana waterboom yang luar biasa, air hujan sebagai tanda kasih semesta. Keunggulan dari keluarga petani adalah adanya waktu yang digunakan bersama untuk membentuk keharmonisan. Bapak tidak akan mampu membelikan mainan robot, tetapi bapak akan membuatkan mainan dari hal yang ada dari alam.

Dibanding dengan anak-anak yang tumbuh dengan uang dan pekerjaan bapaknya yang sering kali tidak bersama keluarga, misal bapak dari pegawai yang rutin berangkat pagi pulang sore hari. waktu bersama dan bercengkrama dengan anak pastinya lebih sedikit dari pada yang petani.

Namun, pekerjaan dan status sosial bukanlah jaminan satu-satunya keberhasilan menjaga keharmonisan dalam sebuah keluarga. lalu pernahkah berfikir mengenai keluarga bajingan?? atau mungkin keluarga yang terdiri dari bapak menjadi bajingan, ibu dari golongan kurang ajar?? pernahkan membayangkan bagaimana kehidupan yang mereka alami??

Yang ingin diangkat dalam tulisan ini adalah melihat dari sisi lain dalam memandang keharmonisan dalam keluarga seorang bajingan. Kita sepakat bahwa keharmonisan dan keromatisan seseorang tidak pernah ada patokan yang pasti, tidak ada standar yang bisa digunakan oleh semua orang dalam berbuat romantis kepada pasangan. Dalam Agama mungkin bisa saja meniru oleh yang diajarkan Nabi dan Kitab Suci. Namun dalam tulisan ini tidak akan menyinggung soal ajaran Agama hanya melihat dari sisi sosial kehidupan nyata.

Pernah suatu kali menemui sebuah keluarga yang tinggal disebuah stasiun, suaminya seorang preman, dan istrinya seorang penjual minuman keras. Dalam pandangan kehidupan keluarga, mereka yang penting bisa membesarkan anaknya dengan segala kekuatan yang bisa dilakukan. Mencintai anaknya dengan sepenuh hidupnya. Memberikan pendidikan sampai setinggi-tingginya. Tentu sama dengan mayoritas orang tua, menginginkan anaknya menjadi anak yang lebih baik daripada orang tuanya.

Dari segi realitas kehidupan semacam ini, tentu setiap manusia mempunyai sisi baik terhadap anaknya, siapapun itu. Lain cerita, ada pemabuk yang mulai berhenti mengkonsumsi alkohol karena malu dengan statusnya yang menjadi bapak bagi anak-anaknya. Ada pula yang masih minum-minum tetapi malu ketika diketahui oleh anaknya.

Anak adalah hidayah bagi sebagian manusia untuk membawa dalam kehidupan yang lebih baik, Petani, Pejabat, dan Bajingan, agaknya dalam hal anak, semuanya sama, memberikan yang terbaik dan berharap anaknya menjadi lebih baik.


Share:

No comments:

Post a Comment

Followers

Postingan Populer

Labels

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.